Agus Hadi Sudjiwo atau lebih dikenal dengan
nama Sujiwo Tedjo, seorang budayawan Indonesia. Ia lahir di Jember, 31 Agustus
1962. Pernah mengenyam pendidikan di Jurusan Matematika ITB (1980-1985) dan
Jurusan Teknik Sipil ITB (1981-1988). Ia adalah lulusan dari ITB. Ia sempat
menjadi wartawan di harian Kompas selama 8 tahun, kemudian
berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik, dan dalang wayang.
Selain itu, ia juga sempat menjadi sutradara dan bermain dalam beberapa film
seperti Janji Joni danDetik Terakhir. Ia juga
tampil dalam drama teaterikal KabaretJo, yang berarti “Ketawa Bareng Tejo”.
Karya dan pentas
Sujiwo mengajak kita agar mengenang masa depan karena masa depan kita ada di
belakang, ada pada akar budaya Indonesia yang patut dibanggakan. Keinginannya
mengangkat akar budaya Indonesia menghasilkan kepeduliannya yang tinggi agar
kesenian Indonesia merujuk pada akar budaya, tapi diolah dengan metabolisme
kreatif sehingga tidak menjadi kuno. Dalam metabolisme itu, tetap dicerna
seluruh hal yang datang dari luar. Dengan pendekatan ini, Indonesia akan
dikenali juga sebagai negara yang memiliki seni dan budaya modern. Lewat
perlawanan yang berbeda, ia juga pantas disandingkan dengan sederet tokoh-tokoh
fenomenal lainnya. Ia bahkan memiliki cara tersendiri dalam menyuarakan suara
rakyat dan mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak
rakyat.
Dalam dunia wayang,
prestasi Sujiwo dapat dilihat pada karya-karyanya berikut :
1. Mendalang keliling Yunani pada 2004.
2. Menggelar
wayang acapella dengan lakon “Oembakaran Shinta” di
Pekan Budaya VIII Universitas Parahyangan Bandung dan Pusat Kebudayaan Prancis
Jakarta pada 1999.
3. Membentuk jaringan dalang, bersama para dalang
alternatif pada 1999.
4. Menyelesaikan 13 episode Ramayana di
Televisi Pendidikan Indonesia pada 1994.
5. Mendalang wayang kulit sejak anak-anak, dan
mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia
wayang dengan judul Semar Mesem pada 1994.
Dalam panggung teater,
kreasi Sujiwo Tejo juga banyak. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
sutradara II, “Kasmaran Tak Bertanda”, di Gedung Kesenian Jakarta,
(13-14 November 2009).
2. Sebagai
sutradara dan pemain dalam pagelaran Loedroek tamatan ITB “MARCAPRES”,
di Gedung Kesenian Jakarta (28 Juni 2009).
3. Sebagai
sutradara, aktor, dalang dalam dongeng Cinta Kontemporer I, Sujiwo Tejo, “Sastrajendra
Hayuningrat Panguwating Diyu”, di Gedung Kesenian Jakarta (28-29 Mei 2009).
4. Sebagai
sutradara, aktor, dalang dalam pementasan Pengakuan Rahwwana, di
Gedung Kesenian Jakarta (6 Desember 2008).
5. Pementasan
ludruk dengan lakon “Deja vu de Java”, di Auditolrium Sasana Budaya
Ganesa, (30 November 2008).
6. Pentas Semar
Mesem, di Gedung Kesenian Jakarta, 2007.
7. Sutradara Freaking
Crazy You, di Gedung Kesenian jakarta, 2006.
8. Sutradara Battle
of Love, di Gedung Kesenian Jakarta, 2005.
9. Sutradara
Pentas Kolosal Pangeran Pollux, di JHCC, 2006.
10. Sutradara Pentas Kolosal Pangeran
Katak, JHCC, 2005.
11. “Laki-Laki’, di Gedung
Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999; kolaborasi dengan koreografer
Rusydi Rukmarata.
12. “Belok Kiri Jalan Terus”, di
Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, 1989; sebagai mas kawin pernikahannya.
Sebagai Komponis, arrangeri,
player, dan penyanyi, Sujiwo juga menghasilkan beberapa karya. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Album Presiden
Yaiyo (2007)
2. Album Syair
Dunia Maya (2005)
3. Alnum Pada
Sebuah Ranjang (1999)
4. Album Pada
Suatu Ketika (1998)
5. Video klipnya
meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia
1999. Dan, video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk
Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000.
6. Menjadi
nominator Most Wanted Male yang digelar MTV Asia, 1999.
7. Mengisi acara
Sastra Humor di Radio Sponsor of the Literature of Humor in Continental FM
Radio, Radio Estrelita Radio, and Radio Ardan Radio Bandung, 1986-1991.
8. Membuat hymne
Jurusan Teknik Sipil ITB pada Orientasi Studi, 1983.
9. Tinjauan
kebudayaan di Iran sambil memutar film kafir, 1983.
10. Menata musik untuk
berbagai pementasan teater di Bandung (1983), seperti Studi Teater Mahasiswa
ITB dan Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film Universitas Padjadjaran.
11. Juara I dalam Festival
Lagu Rakyat se-Karesidenan Besuki di Bondowoso, 1979.
13. Juara II dalam Festival
Lagu Rakyat se-Karesidenan Besuki di Jember, 1978.
Sebagai aktor, Sujiwo memiliki beberapa karya, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Capres (2009)
2. Kawin Laris
(2008)
3. Aborsi (2008)
4. Malam Jum’at
Kliwon (2006)
5. Kala (2006)
6. 100 Persen
Sari (2005)
7. Janji Joni
(2005)
8. Sumanto (2003)
9. Kafir (2001)
10. Telegram (1996).
Sementara itu, sebagai sutradara,
karyanya antara lain:
1. Bahwa Cinta
Itu Ada (2010)
2. Dokumenter
Empu Keris di Jalan Padang (2007)
3. Dokumenter
Apank Sering Lupa (2006)
4. Dokumenter
Kisah dari Mangarai (2005)
Adapun buku dan tulisan yang pernah
ditelurkan oleh Sujiwo adalah sebagai berikut:
1. Jiwo J#ncuk (GagasMedia, 2012)
2. Ngawur Karena Benar (Imania, 2012)
3. Kontributor tetap Kolom Mingguan, Wayang
Durangpo, Jawa Pos (2009-Sekarang)
4. The Sax (Eksotika Karmawibhangga
Indonesia, 2003)
5. Dalang Edan (Aksara Karunia, Jakasampurna,
2002)
6. Kelakar Madura buat Gus Dur (Lotus,
2001)
7. Menulis puisi dan cerita pendek untuk berbagai
majalah hiburan, seperti Gadis and Anitapada penghujung 1980.
8. Menulis laporan-laporan pertunjukan musik,
teater, tari, dan pemeran seni rupa, artikel-artikel di koran (1985-sekarang)
Sebagai pelukis, Sujiwo telah menciptakan beberapa buah lukisan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2008:
a. Pameran
Tunggal “Semar Nggambar Semar”, Jogja Gallery, Yogyakarta. (10-16 Mei)
b. Pameran Tunggal
“Super Semar Mesem”, Galeri Surabaya (11 Maret)
c. Pameran Bersama di
Galeri Rumah Jawa, Jakarta, (Juni)
d. Pameran Bersama di
Cafe De La Rose, Jakarta (Juli)
2. Tahun 2007:
a. Pameran Tunggal
“Hitam Putih Semar Mesem”, Balai Kartini, Jakarta (1 November)
b. Pameran Tunggal
bulanan di Viky Sianipar Musik Center, Jakarta.